Kadang merenovasi rumah terasa lebih rumit jika dibandingkan dengan membangun rumah dari awal. Bujet dan mempertahankan elemen-elemen asli kerap menjadi pertimbangan. Misalnya, Imamami House, proyek renovasi garapan STUDIE Architecture & Interior Design Studio yang berhasil mengakalinya dan membuat rumah itu lebih estetis.
TAMPILAN fasad rumah tersebut berubah secara total. Awalnya, rumah itu memiliki fasad yang full masif. Oleh Ivan Eldo, founder STUDIE Architecture & Interior Design Studio, fasad dirombak menjadi separo masif dan separo terbuka. Bagian yang masif ditonjolkan dengan bentuk geometris kotak putih dan didominasi titik-titik sebagai elemen dekoratif.
Sisi lainnya dibuat transparan dengan penggunaan material kaca yang juga menjadi tempat masuknya udara dan cahaya matahari. Di sisi lain, hal itu juga memberikan akses visual yang bagus ke taman depan rumah. “Selain itu, menciptakan kontras visual antara sisi kiri dan kanan fasad,” kata Ivan kepada Jawa Pos pekan lalu.
Fasad yang baru menciptakan kesan modern tropis yang cukup menonjol jika dibandingkan dengan rumah-rumah di sekitarnya. Namun, agar tetap membumi, beberapa material lama pun diaplikasikan lagi pada desain yang baru. Misalnya, genting. Genting merupakan material asli dari bangunan perumahan era 80-an tersebut. Genting yang awalnya diterapkan pada bentuk pelana kini menyatu dengan gaya modern kontemporer pada fasad.
“Material itu dipertahankan karena budget concern, lalu supaya selaras dengan rumah-rumah tetangga,” ujar Ivan. Selain itu, batu alam. Awalnya, batu alam berada di pilar-pilar carport. Setelah pilarnya dibongkar, batu alam dipindahkan ke kamar mandi utama di lantai 1. Batu alam itu pun mempercantik dinding kamar mandi dan memberi kesan menyatu dengan alam. Terlebih, kamar mandi diberi skylight yang membuat sinar matahari bisa tembus.
Pembongkaran struktur asli dilakukan seminimal-minimalnya untuk menekan bujet. Layout atau dinding existing pada lantai 1 dipertahankan dengan konsep open-plan. Lantai 1 dijadikan area komunal. Diawali dengan ruang makan yang langsung menyambut begitu menginjakkan kaki ke dalam rumah. Ruang makan sengaja ditempatkan di depan agar berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga sekaligus ruang tamu.
’’Kalau ada tamu bisa sambil makan bareng di sana, jadi enggak buang-buang ruangan. Jika sedang tidak ada tamu pun, ruangan itu bisa tetap hidup,’’ terang Ivan.
Ruang makan terhubung langsung dengan ruang keluarga yang menghadap ke taman belakang. Dengan begitu, tamu yang datang bisa merasa nyaman plus lebih banyak orang yang ditampung.
—
HIGHLIGHTS
TAMAN KERING
Di sudut belakang lahan, terdapat taman kering berukuran 1,5 x 1,5 meter. Air hujan tidak bisa masuk karena di atasnya tertutup kanopi. Terdapat satu pohon kelor, jenis pohon yang tidak begitu suka air, yang tumbuh subur menjulang sehingga nuansa hijaunya dapat dinikmati sampai di lantai 2.
SKYLIGHT
Konsep pencahayaan alami diterapkan dengan menciptakan area transparan yang besar pada fasad dan beberapa skylight. Posisi skylight meliputi area tangga, taman kering, kamar mandi lantai 2, dan laundry. Skylight pada tangga didekorasi dengan kisi-kisi kayu solid sehingga membentuk pola bayangan yang bergerak mengikuti pergerakan matahari.
LANTAI 2
Berbeda dengan lantai 1, layout lantai 2 cukup banyak dirombak. Area yang awalnya hanya terdiri atas satu ruangan besar kini memiliki banyak ruangan. Di antaranya, kamar tidur, kamar mandi, dan ruang santai di balkon yang menghadap ke bagian depan rumah.
IMAMAMI HOUSE
- Arsitek: Ivan Eldo (STUDIE Architecture & Interior Design Studio)
- Luas tanah: 96 meter persegi
- Luas bangunan: 137 meter persegi
- Lokasi: Tangerang Selatan
- Lama pengerjaan: 5 bulan
