Omah Kampung, Adaptasi Motif Batu Akik Junjung Drajat pada Fasad

21 Maret 2022, 06:42:38 WIB

Di tengah gempuran tren arsitektur bergaya modern, arsitektur bernuansa tradisional masih menemukan tempatnya. Elemen khas Indonesia diadaptasi sedemikian rupa hingga mewujud dalam hunian unik nan elok. Misalnya rumah di kawasan Nginden, Surabaya, karya arsitek Gayuh Budi dari Gursiji Studio berikut.

KESAN tradisional pada hunian tersebut terasa kental dengan penggunaan material batu bata ekspos di hampir seluruh fasad. Namun, satu hal yang paling menarik dari rumah tersebut adalah fasadnya yang berbentuk lancip di bagian atas.

Bentuknya mengingatkan kita terhadap gunungan wayang karena memang dari situlah inspirasi utamanya. Bagian fasad yang meng-cover kamar utama di lantai 2 itu juga dipercantik dengan tekstur dan motif seperti batu akik Junjung Drajat.

Namun, menurut Gayuh, motif itu dibalik sehingga bentuk lancipnya ada di bagian atas. Selain menyesuaikan dengan bentuk fasad gunungan, juga memiliki makna filosofis tersendiri. ’’Yakni, membuat pemilik semakin betah di rumah, serta harapannya dapat menaikkan kehidupannya,’’ kata Gayuh kepada Jawa Pos pada Jumat (18/3).

Untuk menghasilkan motif tersebut, Gayuh menggunakan teknik penggabungan satu bata dan setengah bata. Dia menjelaskan, teknik satu bata atau dinding pemikul banyak digunakan pada bangunan tempo dulu ketika teknologi beton belum ada. ’’Tapi, saat ini dinding satu bata sudah tidak lagi digunakan. Jadi, kombinasi dinding yang muncul adalah representasi dari pasangan satu bata,’’ katanya.

Editor : Ilham Safutra

Reporter : adn/c17/nor

Saksikan video menarik berikut ini:


Close Ads