Penggunaan secondary skin dalam konstruksi bangunan cukup populer beberapa tahun belakangan. Materialnya bermacam-macam. Mulai bata roster, glass block, hingga spandek seperti yang diterapkan firma arsitektur Studio Sae dalam proyek hunian bernama Rumah Lumut Hijau.
—
RUMAH yang dibangun di atas tanah seluas 100 meter persegi itu memiliki fasad berbentuk persegi yang terlihat seperti dua massa bangunan dijadikan satu. Rupanya hal itu dilakukan untuk mengakali kontur tanah yang tidak rata. Terdapat perbedaan level pada tanah bagian kiri dan kanan.
’’Jadi, awalnya kavlingnya tidak sebesar ini, namun kemudian ditambah. Tapi, penambahan itu membuat adanya perbedaan level,’’ kata Tomy Arief selaku design director kepada Jawa Pos pada Kamis (16/12). Perbedaan level itu cukup signifikan, yakni sekitar 1,2 meter.
Akhirnya dibuatlah split level secara general. Dua massa bangunan itu juga difungsikan secara berbeda. Bagian massa yang besar menaungi area utama, yakni ruang keluarga dan kamar utama. Yang lebih kecil berfungsi sebagai area servis. Fasad tampak tidak membosankan dengan adanya secondary skin atau second skin yang juga memberikan tekstur secara unik.
Dalam proyek tersebut, second skin dibuat untuk mereduksi panas dan mengondisikan udara menjadi lebih baik. ’’Karena beberapa ruangan menghadap ke sinar matahari langsung di waktu-waktu tertentu. Harapannya, second skin bisa nge-block panas tersebut,’’ kata Tomy.