JawaPos.com - Di tengah isu ketahanan pangan dan ketersediaan pupuk di Indonesia yang dikabarkan masih mengalami defisit, ternyata sektor agritech mulai mampu memberikan kontribusi yang cukup berarti. Presiden Jokowi mengatakan secara virtual pada 10 Maret 2023, kebutuhan pupuk di Indonesia saat ini adalah sebesar 13 juta ton, namun masih memiliki defisit sekitar 3,2 juta ton. Kebutuhan yang terpenuhi didapatkan dari produksi pabrik di dalam negeri sebesar 3,5 juta ton dan sisanya impor 6,3 juta ton.
Sampai dengan penghujung 2022, Gokomodo sebagai perusahaan agritech yang dibangun pada 2019, tercatat sudah menyalurkan lebih dari 250 ribu ton bahan agri-input yang sebagian besar merupakan pupuk kepada petani maupun perusahaan agribisnis. Penyaluran dilakukan melalui jaringan distribusi fisik serta layanan digital terpadu, yang dibangun dengan menggandeng Toko Tani serta Koperasi Unit Desa (KUD) di Jawa, Kalimantan, Sumatera, serta Sulawesi.
Dengan demikian, bahan agri-input sejumlah 250 ribu ton yang terkirim melalui Gokomodo sudah dapat memberikan kontribusi sekitar 2 persen dari seluruh persediaan pupuk di tanah air, padahal Gokomodo sendiri masih tergolong cukup baru, belum genap 4 tahun bergerak di bidang agritech dan itu merupakan hal yang luar biasa.
“Dari awal, Gokomodo memang dibangun dengan tujuan untuk memberdayakan petani dan korporat di bidang agribisnis untuk dapat mengakses produk agri-input dengan lebih cepat, pilihan yang lebih bervariasi, dan harga yang bersaing,” tutur Samuel Tirtasaputra selaku Co-founder dan CEO Gokomodo.
Termasuk di antaranya Gokomodo menghadirkan pilihan produk pupuk impor maupun domestik yang berkualitas, dan terlacak pengirimannya dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga mutu dan kualitas lebih terjamin. Gokomodo pun sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan mitra lain, termasuk pelaku agritech lainnya yang memiliki tujuan serta nilai yang sama, yaitu untuk memajukan memberdayakan petani serta ekonomi daerah.
“Seperti yang sudah diketahui, pupuk yang yang tidak dapat terjamin kualitasnya menjadi salah satukendala bagi petani dalam meningkatkan produktivitas,” lanjut Samuel.
“Untuk itu, dibutuhkan upaya dari seluruh pihak, dimana saya cukup optimis bahwa Gokomodo bersama para pelaku agritech lainnya dapat memberikan kontribusi untuk menjadikan sektor agribisnis dan petani Tanah Air semakin produktif dan bersaing, bahkan di ranah global," pungkasnya.