Selasa, 16 April 2024

Hindari Aktivitas di Laut Pada Tanggal Ini, Gelombang Sedang Tinggi!

- Minggu, 22 Juli 2018 | 22:45 WIB
Kepala BMKKG, Dwikorita Karnawati ketika memberikan keterangan pers kepada awak media. Tampak Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi
Kepala BMKKG, Dwikorita Karnawati ketika memberikan keterangan pers kepada awak media. Tampak Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi

JawaPos.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi prediksi gelombang tinggi yang akan terjadi selama sepekan kedepan. Gelombang diperkirakan memliki ketinggian 1,2 meter sampai dengan 6 meter.


Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, puncak gelombang diperkirakan terjadi pada tanggal 24-25 Juli 2018. “Saya menghimbau kepada masyarakat untuk menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda," ujar dia di Gedung Media Center BMKG Jakarta pada Minggu (22/7).


"Perahu nelayan dan kapal-kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut serta tetap waspada dan siaga dalam melakukan aktivitas pelayaran,” lanjut dia.


Dwikorita menjelaskan, faktor penyebab gelombang tinggi tersebut adalah kondisi tekanan tinggi di Samudra Hindia (barat Australia) atau disebut Mascarene High. Angin dingin dan kering dengan kecepatan 35 km sampai 50 meter per jam, akan melewati wilayah mascarene high.


"Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 6 meter. Tidak hanya di Australia, Mascarene High pun memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia, mulai dari selatan Jawa hingga Nusa Tenggara," kata Dwikorita.


Secara rinici BMKG membagi menjadi 3 katagori wilayah sesuai dengan tingkat ketinggian gelombang. Katagori Sangat Waspada dengan tinggi gelombang 1,25 meter hingga 2,5 meter.


Kategori tersebut berpeluang terjadi di Laut Jawa bagian timur, perairan timur Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Perairan Baubau Kepulauan Wakatobi, Laut Banda.


Kemudian perairan selatan Pulau Buru, perairan selatan Pulau Seram, Perairan Kepulaian Kei hingga Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Babar hingga Kepulauan Tanimbar, Perairan Barat Yos Sudarso, Laut Arafuru, dan Perairan Jayapura.


Selanjutnya adalah Katagori berbahaya dengan tinggi gelombang 2,5 meter hingga 4 meter. Kategori tersebut berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung.


"Kemudian Selat Sunda bagian selatan, bagian selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumbawa, bagian selatan Selat Bali, bagian selatan Selat Lombok, bagian selatan Selat Alas, bagian selatan Pulau Sumba, bagian selatan Pulau Rote dan Laut Sawu," beber Dwikorita.


Terakhir adalah kategori sangat berbahaya. Tiinggi gelombang mencapai 4 meter hingga 6 meter. Katagori ini terjadi di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung.


"Mencakup juga bagian barat Pulau Sumatra, bagian selatan Selat Sunda, bagian selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba, bagian selatan Selat Bali, bagian selatan Selat Lombok, dan bagian selatan Selat Alas," pungkasnya.

Editor: Imam Solehudin

Tags

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Terkini